Jumat, 30 Juli 2010

TBC (Tuberkulosis)

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.


Pemeriksaan TBC /Sputum (Dahak) dengan Menggunakan Pewarnnaan Ziehl Neelsen


Prinsip Pemeriksaan

Dinding Sel BTA terdiri dari lapisan Peptidoglkan dasn senyawa lipid, bila diwarnai dengan Carbol fuchsin maka zat warna akan meresap kedalam dinding sel dengan baik bila dipanaskan. Asam mycolat yang terdapat dipori – pori dinding sel akan berikatan dengan fuchsin sehingga warna merah sulit dilunturkan dengan asam alkohol. Zat warna Methylen Blue merupakan Counter stain sebagai warna dasar


Komposisi Ziehl Neelsen


Carbol fuchsin 0,3%

Asam Alkohol 3 %

Methylen Blue 0,3 %



PROSEDUR PEWARNAAN


1. Letakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap keatas, diatas rak pengecatan dengan jarak 1 jari antara satu sediaan dengan sediaan yang lain

2. Tuanggi Carbol fuchsin 0,3 % melalui kertas saring sampai menutupi seluruh permukaan sediaan

3. Dengan sulut api bagian bawah sediaan dipanasi sampai timbul uap (jangan sampai mendidih)

4. Diamkan selama 5 menit.

5. Bilas sediaan dengan air mengalir secara hati-hati

6. Genangi sediaan dengan Alkohol Asam 3% sampai seluruh warna mereah Carbol fuchsin hilang/ luntur, bilas dengan air mengalir.

7. Genangi sediaan dengan Methylen Blue 3% selama 10-20 detik.

8. Bilas dengan air mengalir, kemudian sediaan dikeringkan pada rak pengering

9. Sediaan diperiksa dengan mikroskop perbesaran 10x100


PEMBACAAN/ INTERPRETASI HASIL

BTA Positip bila ditemukan kuman bentuk batang berwarna merah tereang, dengan warna dasar birutanpa ada kotoran sisa pewarnaan.


PEELAPORAN HASIL DENGAN SKALA IUATLD

BTA dihitung daslam 100 lapang pandang mikroskop.


BTA Negatip : Tidak ditemukan BTA / 100 lapang pandang

BTA Scenty : Ditemukan 1 – 9 BTA / 100 lapang pandang atau ditulis jumlah BTA yang

ditemukan dalam 100 lapang pandang

BTA 1+ : ditemukan 10 – 99 BTA / 100 lapang pandang

BTA 2+ : ditemukan 1 – 10 BTA / 1 lapang pandang

BTA 3+ : ditemukan > 10 BTA / 1 lapang pandang

Kamis, 29 Juli 2010

URINALISA

PEMERIKSAAN URIN RUTIN

1.Warna/kejernihan
2.Jumlah Urin
3.Berat Jenis Urin
4. pH
Caranya :
Sebelum digunakan urinometer dikalibrasi dengan menggunakan aquades, apabila urinometer terapung pada posisi pada skala angka 0 berarti bias digunakan.
Tuang urin kedalam gelas ukur kurang lebih 25 ml
Kemudian masukkan urinometer pada gelas ukur yang telah diberi urin tadi.
Kemudian putar dengan jari lalu baca pada saat posisi tegak dan t idak menempel pada dinding gelas.
Nilai normal Bj : 1003-1030
Bj terbaca x (suhu ruang-suhu tera)/3 x 0,001

5. Mikroskopis/sedimen urin
Caranya:
Masukkan urin dalam tabung sentrifuge kemudian diputar selama 5 menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm.
Buang supernatant residu dicampur dengan reagen stainhalmer malbin
Kocok taruh 1 tetes campuran tadi pada objek glas tutup dengan deglas amaati dibawah mikroskop.

6. Protein
Caranya :
Urin dimasukkan dalam tabung 2/3 penuh
Dengan posisi miring bagian atas dinding tabung dipanasi diatas api sampai mendidih
Lalu dibandingkan antara lapisan atas dan lapisan bawah.
Jika terjadi kekeruhan maka kemungkinan pnyebabnya adalah protein, calcium karbonat, calcium fosfat.
Jika kekeruhan tadi ditetesi dengan asam acetat 6% kedalam urin yang masih pasan, jika hilang penyebabnya bukan protein, jika tetap penyebabnya bias protein
Pembacaan hasil
- : tidak ada kekeruhan
+ : terjadi kekeruhan ringan tanpa bitir kadar 0,01- 0,05 %
++ : ada kekeruhan dan butir-butir kadar 0,05-0,2
+++ : urin jelas keruh dan berkeping-keping kadar 0,2-0,5 %
++++ : urin jelas keruh bergumpal-gumpal kadar > 5%

7. Glukosa
Caranya :
Tabung reaksi diisi dengan reagen Benedict sebanyak 5 ml
Tambah dengan 5-8 tetes urin, kocok sampai homogeny
Dipaaskan diatas api sampai mendidih
Angkat tabung kocok dan amati
Pembacaan hasil :
(-) : tidak terjadi perubahan warna
(+) : hijau kekuningan dan keruh(0,5-1%)
(++) : kuning keruh (1-1,5%)
(+++) : jingga/lumpur keruh (2-3,5%)
(++++) : merah keruh (>3,5%).



PEMERIKSAN URIN KHUSUS

1. BILIRUBIN
Prinsip : adanya bilirubin akan dioksidasi olh reagen faucet menjadi biliferdin yg berwarna hijau. Dimana sebelumnya bilirubin diendapkan oleh BaCl2
Prosedur :
masukkan 3 ml urin pd tabung reaksi
kemudian ditambahkan bdg 3 ml BaCl 10% dicamapur dan disaring
hasil presipitat pd kertas saring dikeringkan, kemudian setelah kering kertas yang ada presipitat kering ditetesi dg larutan faucet.
Hasil :
(-) jika tidak ada perubahan warna
(+) jika terjadi warna hijau makin lama makin jelas


2. UROBILIN
Prinsip : Reaksi antara Urobilin dengan reagen Schlesinger membentuk flurenssensihijau terang dimana penambahan lugol pada pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengokidasi urobilinogen. Karena dalam urin segar tidak ada urobilin.
Prosedur :
Diambil 5 ml filtrate dari pemerikasaan bilirubin.
Ditambah 5 ml reagen Schlesinger.
Kemudian diaring atau disentrifuge dengan kecepatan sedang.
Diambil filtratnya dan ditetesi lugol 1-2 tetes.
Diperiksa adanya fluriensi


3. UROBILINOGEN
Prosedur :
Diambil 5 ml urin dimasukkan dalam tabung
Ditambah dg 10-12 tetes reagen erlich campur
Baca hasil setelah 5 menit, jika (+) berarti normal
Hasil :
(+) jika terjadi perubahan warna merah
(-) jika tidak terjadi perubahan warna
UROBILIN
Prosedur :
Diambil 3 ml urin dimasukkan dalam tabung
Ditambah dg 3 ml reagen Schlesinger dicampur dan disaring
Diambil filtratnya dan ditetesi dg lugol sebanyak 1-2 tetes
Amati dg latar belakang hitam apakah ada flurensi hijau /tidak
Pembacaan hasil
(+) jika terdapat fluorensi hijau terang
(-) jika tidak terjadi flurensi hijau (normal)


4. ACETON
Prinsip : sodium nitroprusside yang ditambahkan pada urin aka bereksi dengan keton bodies (aceton dan asam aceto acetat) dalam suasana alkalis akan menghasilkan cincin wana ungu
Prosedur :
Diambil 5ml urin masukkan dalam tabung
Dikocok sampai homogeny
Tabung dengan posisi miring dimasukkan NH4OH melalui dinding sebanyak 1-2 tetes
Adanya cincin unggu berrti (+) aceton


5. CALCIUM
Prinsip : calcium dalam urin akan diendapkan oleh reagen sulkowitch dalam bentuk Ca oxalate.
Prosedurr :
3 ml urin dimasukkan dalam masing-masing 2 tabung reaksi dimana tabung ke-2 digunakan sebagai pembanding
Tabung pertama ditambah dg 3 ml reagen sulkowitch campur dan biarkan 2-3 menit
Baca hail setelah 2-3 menit
Hasil
(-) : jika tidak terjadi endapan
(+) : ada keruhan halus
(++) : ada keruhan sedang
(+++) : adakeruhan agak berat yang timbul dalam waktu kurang dari 20 detik


PEMERIKSAAN LCS

Pemeriksaan makroskopis
Warna
Tabung reaksi diisi ¾ LCS
Dibandingkan warnanya dengan aquadest
Kekeruhan
Sama dendan pemeriksaan warna.
Yang dilaporkan : jernih, agak keruh, sangat keruh.
Bekuan
Ditaruh caira otak dalam beker glass
Aduk dg perlahan lahan dg batang pengaduk yang dilaporkan :
Halus sekali
Berkeping2
Berserat2
Berupa serabut
Berupa bekuan besar

1. Tes Pandy
Prinsip : protein dalam LCS bereaksi dengan fenol kekeruhan
Prosedur :
Dimasukkan 1 ml reaagen pandy dalam tabung serologi
Ditambahkan dg 1 tetes LCS
Baca hasil tes
Hasil
(-) : tidak ada keruhan
(+) : ada keruhan
(++) : cairan keruh
(+++) : sangat keruh
(+4) : kekeruhan seperti susu dan terjadi endapan.


2. Tes None
Prinsip : protein dalam LCS membentuk presipitat dg larutan Amonium sulfat yaitu akan terbentuk cincin.
Prosedur :
Masukkan 1 ml reagen none apel kedalam tabung serologi
Ditabahkan 1 ml LCS dg hati-hati melalui dinding tabung, sehingga menyusun dua lapisan
Diamkan 3 menit dan dilihat perbatasan kedua cairan
Adanya cincin keruh (putih) hasil tes dianggap (+)
Hasil (-) jika tidak ada cincin di kedua lapisan tsb.

TRANSUDAT DAN EXUDAT

Pemeriksaan makroskoskopis
Volum
Warna
Kejernihan
Bau
Bekuan

1. Tes Rivalta
Prinsip : adanya seromucin dalam exudat akan bereaksi dengan asam acetat glacial menimbulkan kekeruhan yang dinilai secara kualitatif.
Prosedur :
Masukkan aquades 100 ml kedalam beker glass
Ditambahkan 1 tetes as. Asetat glacial dan campur
Dijatukkan 1 tetes cairan yang diperiksa kedalam campuran dg jarak 1 cm diatas permukaan cairan.
Amati tetesan itu saat bercampur dg cairan yang mengandung as. Acetat.
Hasil
(-) : tidak keruh
(+) : kekeruhan ringan (transudat)
(+2) : seperti kabut tebal (exudat)



PEMERIKSAAN SPERMA

Pemeriksaan makroskopis
Koagulasi (gumpalan)
Warna
Bau
Volume
pH

pemeiksaan jumlah sel sperma
Prosedur :
pipet sperma dg pipet lekosit sampai tanda 1
dilanjutkan menghisap larutan eosin sampai tanda 11 tepat.
Kocok2 kurang lebih 3-4 menit
Diteteskan campuran tadi keatas bilik hitung amati dibawah mikroskop 40x
Nilai normal : 70 juta /mm

Rabu, 28 Juli 2010

Pemeriksaan Hematologi

1. pemeriksaan Hb Cyanmet
caranya :
Disiapkan dua tabung (tabung yang ukurannya sedang)
Kedua tabung diisi dengan larutan Drabkin sebanyak 5,0 ml
Tabung yang pertama dimasukkan sampel(darah) sebanyak 20ul, campur sampai homogen
(jangan lupa pipet yang digunakan tadi dibilas ber kali2)
inkubasi selama 5 menit
kemudian dibaca dengan spectrofotometer dengan :
panjang gelombang :540nm
Factor : 36,77
Program : c/f

Cara membuat larutan Drapkin :
Bahan :
Natriumbikarbonat : 1 gr
Kaliumsianida : 50 mg
Kaliumferrisiaida : 200 mg
Aquadest add :1000 ml
Adakalanya ditambah dengan detergen supaya perubahan cianmet lebih sempurna dalam waktu yang singkat. disimpan pada botol coklat yang ditutup rapat.

Nilai normal
Pria :12 g/dl - 17 g/dl
Wanita :11 g/dl - 15 g/dl

2. Cara Sahli
Dimasukkan 5 tetes HCl 0,1N kedalam tabung pengencer hemometer
Kemudian dihisap darah (kapiler, EDTA, atau oxalate) dengan pipet hemoglobin sampai garis batas tanda 20 ul.
Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan menggunakan tissue
Catat waktunya dan segeralah alirkan darah dari pipet kedalam dasar tabung yang berisi HCl tadi.jangan sampai ada gelembung udara.
Dibilas 2-3 kali kedalam larutan asam tadi.
Campur isi tabung supaya darah dan asam bersenyawa, warna menjadi coklat tua.
Tambahkan air sedikit demi sedikit, tiap kalidi aduk dengan batanga pengaduk yang tersedia. Persamaan warna campuran dan batang standard harus dicapai dalam waktu 3-5 menit setelah pencampuran.
Satuan g/dl

Pemeriksaan Hematokrit
Cara mikro
Caranya :
Isi tabung mikrokapiler dengan darah/sempel
Tutup salah satu uj ung dari mikrokapiler tadi dengan penutup/parfin
Kemudian disentrifuge dengan alat khusus dengan kecepatan tinggi yaitu lebih dari 16.000rpm
Putar selama 3- 5menit
Dibaca dengan menggunakan grafik

Nilai normal :
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-42 vol%

Cara makro
Darah dimsasukkan dalam tabung wintrobdengan pipt sampai tanda garis 100 yang atas
Masukkan dalam tabung dan beri kapas untuk penyangga agar tetap tegak sehingga dapat mudah untuk melakukan sentrifuge.pusing selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm
Pemeriksaan LED(laju endap darah)
Caranya :
Dipipet 2ml sampel/darah campur dengan 0,5 ml Natrium Citrat 3,8%
Pipet campuran tadi dengan menggunakan pipet westergen sampai tanda angka 0 mm, dan letakkan posisi pipet itu pada posisi tegak lurus dalam rak westergen selama 1 jam
Baca lapisan plasma dengan millimeter dan dilaporkan sebagai LED
Nilai normal
Pria : kurang dari0-15 mm/jam
Wanita : 0-20 mm/jam





HITUNG SEL DARAH

No PA Reagen Jenis pipet penenceran ∑ kotak
1 Trombosit BCB
(Brillien Cresy Blue) atau Ress Ekcer Eritrosit 200x semua kotak tengah/12,5 atau seluruh kotak besar eritrosit
2 ERitrosit Hayem/gower Eritrosit 200x 5 kotak tengah
3 Leukosit turk Lekosit 20 x 4 kotak pojok besar


Hitung Jumlah Eritrosit :
N x 10.000 (juta/ul)  5 kotak kecil tengah (pengenceran 200x)
N x 50.000 (juta/ul)  1 kotak kecil tengah (pengenceran 200x)
Hitung Jumlah Lekosit :
N x 50 (rbu/ul)  4 kotak besar sudut (pengenceran 20 x)
N x 3.200 (ribu/ul)  1 kotak kecil (pengenceran 20 x)
N x 200 (ribu/ul)  1 kotak besar
Hitung Trombosit :
N x 2000 (ribu/ul)  1 kotak besar tengah (pengenceran 200x)
N x 50.000 (ribu/ul)  1 kotak kecil







HTIUNG JENIS SEL

JENIS SEL I II III IV V VI VII VIII XI X JML
BASOFIL
0-1%
EOSIN
1-3%
NETROFIL (BATANG)
2-6%
NEROFIL (SEGMEN)
50-80%
LIMPOSIT
20-40%
MONOSIT
2-8%
JML 100

TES KELAINAN HEMORAGIK
MASA PENDARAHAN
Cara IVY
Dibersikan daerah lengan yang akan ditusuk, biasanya bagian voler lengan yaitu dengan alcohol 70% dan biarkan sampai kering.
Kenakan ikatan sfigmomanometer pada lengan atas pompa sampai tekanan 40 Hg. Selama percobaan berlangsung tekanan harus tetap.
Dan tusuk kulit lengan bawah dengan lancet pada daerah kira2 3 jari dibawah siku sampai 3mm dalamnya.
Jika darah mulai keluar jalankan stopwatch.
Dihisap tetes darah yang keluar itu tiap 30 detik dengan kertas saring, jangan menekan kulit pada wakjtu menghisap darah.
Hentikan stopwatch pada waktu darah tidak dapat dihisap lagi dan catat waktu itu.

Catatan
Masa Pendarahan Normal antara 1-6 menit.
Tusukan harus cukup dalam sehingga salah satu bercak darah pada kertas saring menjadi berdiameter 5 mm atau lebih. Bila kurang percobaan batal dan harus diulang.

Cara Duke
Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alcohol 70% dan dibiarkan kering.
Tusuk pinggir anak daun telinga tadi dengan lancet sedalam 2 mm.
Dan dilanjutkan pada percobaan Ivy tadi.

Catatan
Nilai Normal 1-3 menit
Cara duke kurang efektif dibandingkan dengan cara Ivy. Hanya untuk bayi dan anak2.