Kamis, 29 Juli 2010

URINALISA

PEMERIKSAAN URIN RUTIN

1.Warna/kejernihan
2.Jumlah Urin
3.Berat Jenis Urin
4. pH
Caranya :
Sebelum digunakan urinometer dikalibrasi dengan menggunakan aquades, apabila urinometer terapung pada posisi pada skala angka 0 berarti bias digunakan.
Tuang urin kedalam gelas ukur kurang lebih 25 ml
Kemudian masukkan urinometer pada gelas ukur yang telah diberi urin tadi.
Kemudian putar dengan jari lalu baca pada saat posisi tegak dan t idak menempel pada dinding gelas.
Nilai normal Bj : 1003-1030
Bj terbaca x (suhu ruang-suhu tera)/3 x 0,001

5. Mikroskopis/sedimen urin
Caranya:
Masukkan urin dalam tabung sentrifuge kemudian diputar selama 5 menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm.
Buang supernatant residu dicampur dengan reagen stainhalmer malbin
Kocok taruh 1 tetes campuran tadi pada objek glas tutup dengan deglas amaati dibawah mikroskop.

6. Protein
Caranya :
Urin dimasukkan dalam tabung 2/3 penuh
Dengan posisi miring bagian atas dinding tabung dipanasi diatas api sampai mendidih
Lalu dibandingkan antara lapisan atas dan lapisan bawah.
Jika terjadi kekeruhan maka kemungkinan pnyebabnya adalah protein, calcium karbonat, calcium fosfat.
Jika kekeruhan tadi ditetesi dengan asam acetat 6% kedalam urin yang masih pasan, jika hilang penyebabnya bukan protein, jika tetap penyebabnya bias protein
Pembacaan hasil
- : tidak ada kekeruhan
+ : terjadi kekeruhan ringan tanpa bitir kadar 0,01- 0,05 %
++ : ada kekeruhan dan butir-butir kadar 0,05-0,2
+++ : urin jelas keruh dan berkeping-keping kadar 0,2-0,5 %
++++ : urin jelas keruh bergumpal-gumpal kadar > 5%

7. Glukosa
Caranya :
Tabung reaksi diisi dengan reagen Benedict sebanyak 5 ml
Tambah dengan 5-8 tetes urin, kocok sampai homogeny
Dipaaskan diatas api sampai mendidih
Angkat tabung kocok dan amati
Pembacaan hasil :
(-) : tidak terjadi perubahan warna
(+) : hijau kekuningan dan keruh(0,5-1%)
(++) : kuning keruh (1-1,5%)
(+++) : jingga/lumpur keruh (2-3,5%)
(++++) : merah keruh (>3,5%).



PEMERIKSAN URIN KHUSUS

1. BILIRUBIN
Prinsip : adanya bilirubin akan dioksidasi olh reagen faucet menjadi biliferdin yg berwarna hijau. Dimana sebelumnya bilirubin diendapkan oleh BaCl2
Prosedur :
masukkan 3 ml urin pd tabung reaksi
kemudian ditambahkan bdg 3 ml BaCl 10% dicamapur dan disaring
hasil presipitat pd kertas saring dikeringkan, kemudian setelah kering kertas yang ada presipitat kering ditetesi dg larutan faucet.
Hasil :
(-) jika tidak ada perubahan warna
(+) jika terjadi warna hijau makin lama makin jelas


2. UROBILIN
Prinsip : Reaksi antara Urobilin dengan reagen Schlesinger membentuk flurenssensihijau terang dimana penambahan lugol pada pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengokidasi urobilinogen. Karena dalam urin segar tidak ada urobilin.
Prosedur :
Diambil 5 ml filtrate dari pemerikasaan bilirubin.
Ditambah 5 ml reagen Schlesinger.
Kemudian diaring atau disentrifuge dengan kecepatan sedang.
Diambil filtratnya dan ditetesi lugol 1-2 tetes.
Diperiksa adanya fluriensi


3. UROBILINOGEN
Prosedur :
Diambil 5 ml urin dimasukkan dalam tabung
Ditambah dg 10-12 tetes reagen erlich campur
Baca hasil setelah 5 menit, jika (+) berarti normal
Hasil :
(+) jika terjadi perubahan warna merah
(-) jika tidak terjadi perubahan warna
UROBILIN
Prosedur :
Diambil 3 ml urin dimasukkan dalam tabung
Ditambah dg 3 ml reagen Schlesinger dicampur dan disaring
Diambil filtratnya dan ditetesi dg lugol sebanyak 1-2 tetes
Amati dg latar belakang hitam apakah ada flurensi hijau /tidak
Pembacaan hasil
(+) jika terdapat fluorensi hijau terang
(-) jika tidak terjadi flurensi hijau (normal)


4. ACETON
Prinsip : sodium nitroprusside yang ditambahkan pada urin aka bereksi dengan keton bodies (aceton dan asam aceto acetat) dalam suasana alkalis akan menghasilkan cincin wana ungu
Prosedur :
Diambil 5ml urin masukkan dalam tabung
Dikocok sampai homogeny
Tabung dengan posisi miring dimasukkan NH4OH melalui dinding sebanyak 1-2 tetes
Adanya cincin unggu berrti (+) aceton


5. CALCIUM
Prinsip : calcium dalam urin akan diendapkan oleh reagen sulkowitch dalam bentuk Ca oxalate.
Prosedurr :
3 ml urin dimasukkan dalam masing-masing 2 tabung reaksi dimana tabung ke-2 digunakan sebagai pembanding
Tabung pertama ditambah dg 3 ml reagen sulkowitch campur dan biarkan 2-3 menit
Baca hail setelah 2-3 menit
Hasil
(-) : jika tidak terjadi endapan
(+) : ada keruhan halus
(++) : ada keruhan sedang
(+++) : adakeruhan agak berat yang timbul dalam waktu kurang dari 20 detik


PEMERIKSAAN LCS

Pemeriksaan makroskopis
Warna
Tabung reaksi diisi ¾ LCS
Dibandingkan warnanya dengan aquadest
Kekeruhan
Sama dendan pemeriksaan warna.
Yang dilaporkan : jernih, agak keruh, sangat keruh.
Bekuan
Ditaruh caira otak dalam beker glass
Aduk dg perlahan lahan dg batang pengaduk yang dilaporkan :
Halus sekali
Berkeping2
Berserat2
Berupa serabut
Berupa bekuan besar

1. Tes Pandy
Prinsip : protein dalam LCS bereaksi dengan fenol kekeruhan
Prosedur :
Dimasukkan 1 ml reaagen pandy dalam tabung serologi
Ditambahkan dg 1 tetes LCS
Baca hasil tes
Hasil
(-) : tidak ada keruhan
(+) : ada keruhan
(++) : cairan keruh
(+++) : sangat keruh
(+4) : kekeruhan seperti susu dan terjadi endapan.


2. Tes None
Prinsip : protein dalam LCS membentuk presipitat dg larutan Amonium sulfat yaitu akan terbentuk cincin.
Prosedur :
Masukkan 1 ml reagen none apel kedalam tabung serologi
Ditabahkan 1 ml LCS dg hati-hati melalui dinding tabung, sehingga menyusun dua lapisan
Diamkan 3 menit dan dilihat perbatasan kedua cairan
Adanya cincin keruh (putih) hasil tes dianggap (+)
Hasil (-) jika tidak ada cincin di kedua lapisan tsb.

TRANSUDAT DAN EXUDAT

Pemeriksaan makroskoskopis
Volum
Warna
Kejernihan
Bau
Bekuan

1. Tes Rivalta
Prinsip : adanya seromucin dalam exudat akan bereaksi dengan asam acetat glacial menimbulkan kekeruhan yang dinilai secara kualitatif.
Prosedur :
Masukkan aquades 100 ml kedalam beker glass
Ditambahkan 1 tetes as. Asetat glacial dan campur
Dijatukkan 1 tetes cairan yang diperiksa kedalam campuran dg jarak 1 cm diatas permukaan cairan.
Amati tetesan itu saat bercampur dg cairan yang mengandung as. Acetat.
Hasil
(-) : tidak keruh
(+) : kekeruhan ringan (transudat)
(+2) : seperti kabut tebal (exudat)



PEMERIKSAAN SPERMA

Pemeriksaan makroskopis
Koagulasi (gumpalan)
Warna
Bau
Volume
pH

pemeiksaan jumlah sel sperma
Prosedur :
pipet sperma dg pipet lekosit sampai tanda 1
dilanjutkan menghisap larutan eosin sampai tanda 11 tepat.
Kocok2 kurang lebih 3-4 menit
Diteteskan campuran tadi keatas bilik hitung amati dibawah mikroskop 40x
Nilai normal : 70 juta /mm

2 komentar:

  1. Nice info Mas....
    Mas saya sudah follow... di follow balik ya?
    Ditunggu, he

    BalasHapus
  2. oh ya...aq dipandu terus ya sampai aq bisa nguasai buat blog yang ok..

    BalasHapus